DFT yang dikenakan pada sinyal akan menghasilkan spektrum frekuensi yang terdiri dari spektrum magnitude dan spektrum fasa yang menunjukan hubungan antara magnitude, fasa dengan frekuensi. Artinya kita dapat melihat komponen penyusun sinyal tersebut dari magnitude sinyal pada rentang frekuensi. Begitu juga dengan fasenya. Misalnya digunakan untuk analisis suara manusia maka kita dapat melihat sebenarnya suara kita memyunyai magnitude besar pada frekuensi berapa saja, yang menunjukkan dominan frekuensi dari suara kita. Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengamati suara dengan deraunya. Jika suara kita yang direkam berasama suara derau periodis (misal bunyi tut), maka dengan mudah kita dapat mengamati pada frekuensi berapa derau tersebut untuk kemudian dapat merancang filter untuk menghapus derau tersebut. Penerapan DFT pada tanggapan cuplik satuan suatu sistem akan menghasilkan tanggapan frekuensi yang terdiri dari tanggapan magnitude dan tanggapan fase. Hal ini berguna untuk analisis suatu filter, bagaimana respon filter tersebut secara frekuensi. Tentu sebagai anak elektro sudah tidak asing lagi dengan low pass, high pass, band pass dan band rejected filter. Penamaan tersebut adalah dilihat dari tanggapan frekuensi filter.
Mencari spektrum frekuensi versi diskrit X[k] dari sinyal waktu diskrit x[n] dengan menggunakan deret diskrit dari 0 s.d. N-1 :


Mencari spektrum frekuensi versi diskrit X[k] dari sinyal waktu diskrit x[n] dengan menggunakan deret diskrit dari 0 s.d. N-1 :

Untuk
mendapatkan spektrum frekuensi dapat digunakan sifat-sifat dari DFT, diantaranya:
1. Simetri
Re [x (N – k)] = Re x
(k)
Im [x (n – k)] = - Im
[x (k)]
Re adalah bagian Riil,
dan Im adalah bagian Imaginer.
Bagian Riil menunjukkan
bahwa spektrum amplitudo memiliki sifat simetri.
Sedangkan bagian imaginer
menunjukkan bahwa spektrum phase tidak simetri atau bersifat anti simetri.
2. Even
Function
Jika x (n) adalah
fungsi even xe (n), dimana x.e(n) = x.e (-n) maka :
3. Odd
Function
jika x (n) adalah
fungsi Odd x0 (n) yaitu x0 (n) = -x0 (-n), maka :
4. Delta
Function
Delta function
dedifinisikan:
5. Linear
Cross Correlation
Linier cross –
correlation dari deretan 2 data dapat dihitung menggunakan DFT. Linier cross
cerrelation dari 2 deret data hingga x1 (n) dan x2 (n) masing-masing panjangnya
N, didefinisikan menjadi :
Jika deretnya mempunyai
panjang berhingga, maka:
Circular correlation
dapat dihitung dengan menggunakan DFT menjadi:
Komentar
Posting Komentar